ASUHAN
KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN FRAKTUR
A.
Pengertian :
Hilangnya
kesinambungan (kontinyuitas) substansi tulang dengan atau tanpa pergeseran
fragmen-fragmen tulang.
B.
Penyebab :
- Trauma :
·
Langsung
·
Tak
langsung
- Stress (tekanan yang berulang)
- Pathologis (osteoporosis)
Kategori :
1.
Fraktur
terbuka : fraktur yang mengakibatkan
tulang menembus kulit (resiko infeksi besar).
2. Fraktur
tertutup : fraktur yang tidak
mengakibatkan terjadinya hubungan tulang dengan dunia luar.
Patah
tulang tertutup adalah patah tulang dimana tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar. Pendapat lain menyatidakan bahwa patah tulang
tertutup adalah suatu fraktur yang bersih (karena kulit masih utuh atau tidak
robek) tanpa komplikasi (Handerson, M. A, 1992).
Faktor predisposisi
:
- Usia.
- Jenis kelamin.
- Pathologis.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi fraktur
1) Faktor
Ekstrinsik
Adanya tekanan
dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar, waktu, dan
arah tekanan yang dapat menyebabkan fraktur.
2) Faktor
Intrinsik
Beberapa sifat
yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk timbulnya fraktur
seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan kepadatan
atau kekerasan tulang.
(
Ignatavicius, Donna D, 1995 )
C.
Klasifikasi Fraktur
Penampikan fraktur
dapat sangat bervariasi tetapi untuk alasan yang praktis , dibagi menjadi
beberapa kelompok, yaitu:
a.
Berdasarkan
sifat fraktur.
1). Faktur
Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa
komplikasi.
2). Fraktur
Terbuka (Open/Compound), bila terdapat
hubungan antara hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya
perlukaan kulit.
b.
Berdasarkan
komplit atau ketidakklomplitan fraktur.
1). Fraktur
Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua
korteks tulang seperti terlihat pada foto.
2). Fraktru
Inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang seperti:
a)
Hair
Line Fraktur (patah retidak rambut)
b)
Buckle
atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi
tulang spongiosa di bawahnya.
c)
Green
Stick Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang
terjadi pada tulang panjang.
c.
Berdasarkan
bentuk garis patah dan hubbungannya dengan mekanisme trauma.
1). Fraktur
Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat
trauma angulasi atau langsung.
2). Fraktur
Oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang
dan meruakan akibat trauma angulasijuga.
3). Fraktur
Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan
trauma rotasi.
4). Fraktur
Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong
tulang ke arah permukaan lain.
5). Fraktur
Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada
insersinya pada tulang.
d.
Berdasarkan
jumlah garis patah.
1) Fraktur
Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.
2) Fraktur
Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan.
3) Fraktur
Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang
yang sama.
e.
Berdasarkan
pergeseran fragmen tulang.
1). Fraktur
Undisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkap ttetapi kedua fragmen tidak
bergeser dan periosteum nasih utuh.
2). Fraktur
Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang yang juga disebut
lokasi fragmen, terbagi atas:
a)
Dislokai
ad longitudinam cum contractionum (pergeseran searah sumbu dan overlapping).
b)
Dislokasi
ad axim (pergeseran yang membentuk sudut).
c)
Dislokasi
ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauh).
f.
Fraktur
Kelelahan: fraktur akibat tekanan yang berulang-ulang.
g.
Fraktur
Patologis: fraktur yang diakibatkan karena proses patologis tulang.
Pada fraktur
tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak
sekitar trauma, yaitu:
a.
Tingkat
0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa ceddera jaringan lunak sekitarnya.
b.
Tingkat
1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan.
c.
Tingkat
2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan
pembengkakan.
Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan
jaringan lunak yang nyata ddan ancaman sindroma kompartement.UNTUK LEBIH LENGKAPNYA SILAHKAN DOWNLOAD DISINI !!!
No comments:
Post a Comment