Di balik manfaatnya, perkembangan teknologi justru menjadi ancaman.
Seperti kehadiran video game yang dapat menghambat kemajuan akademis
anak, terutama laki-laki.
Penelitian yang dipublikasikan dalam
Psychological Science Maret 2010 menunjukkan, konsumsi permainan
multimedia secara intens memperburuk kemampuan anak untuk membaca dan
menulis. Paparan video game membuat fokus anak terpecah karena sibuk
memikirkan cara untuk meningkatkan skor permainannya.
Seperti
dikutip dari laman Shine, penelitian tersebut dilakukan terhadap
sejumlah anak laki-laki dengan fokus usia 6-9 tahun. Mereka mengonsumsi
video game selama empat bulan penuh, tanpa gangguan permainan lain.
Anak-anak usia 2-11 tahun diperkirakan memiliki akses terhadap video
game sebesar 71 persen.
Hasil penelitian ini menuai kontroversi
karena bertentangan dengan sejumlah penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa bermain video game justru bisa menyegarkan pikiran
anak-anak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa permainan dapat
bermanfaat sebagai alat pembelajaran bagi anak. Tidak hanya meningkatkan
pemikiran ilmiah, tapi juga keterampilan motorik halus.
Namun,
penelitian yang menyatakan bermain video game bisa membuat prestasi
akademik menurun bukanlah yang pertama. Sebuah studi Michigan State
University tahun 2009 menunjukkan, anak usia 12 tahun yang bermain video
game telah dibuktikan memiliki nilai rata-rata kelas yang lebih rendah.
No comments:
Post a Comment